PTS Masih Dipandang Sebelah Mata
Anggota Komisi X My Esti Wijayanti kecewa terhadap Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi yang masih memandang sebelah mata keberadaan Perguruan Tinggi Swasta (PTS). Perhatian Pemerintah terhadap PTS dianggap masih minim, padahal PTS pun turut membantu penyelenggaraan pendidikan di tingkat pendidikan tinggi.
Kekecewaan Esti ini disampaikan saat rapat kerja antara Komisi X dengan Menristekdikti, Mohamad Nasir, di ruang rapat Komisi X, Gedung Nusantara I, Selasa (15/09/15).
“Keberadaan PTS masih dipandang sebelah mata, padahal PTS juga punya peran yang sama dengan pendidikan tinggi kita di Perguruan Tinggi Negeri. Perhatiannya tidak harus sama di dalam porsi anggaran, tetapi paling tidak, sama dalam menempatkan posisi mereka sebagai penyelenggara pendidikan,” tegas Esti.
Apalagi, Pemerintah juga memiliki program untuk meningkatkan Angka Partisipasi Kasar (APK) Perguruan Tinggi, dari 26 persen menjadi 38 persen. Tentunya, peran PTS juga dibutuhkan untuk mencapai target itu. Ironisnya, PTS sudah tidak mendapatkan biaya operasional, dana bantuan untuk PTS seluruh Indonesia disunat hingga Rp 100 miliar.
“Anggaran untuk BOPTN itu tetap ada, tetapi anggaran untuk yang swasta itu terjadi penurunan yang luar biasa pesat. Dana untuk sarana prasarana PTS ada penurunan yang cukup signifikan. Dana yang diberikan langsung kepada PTS itu juga terjadi penurunan sekitar Rp 100 miliar,” kecewa politikus F-PDI Perjuangan ini.
Belum lagi, lanjut Esti, untuk menempuh pendidikan di PTS juga tentu membutuhkan biaya yang cukup tinggi, maka beasiswa untuk mahasiswa PTS juga harus di perhatikan.
“Porsi beasiswa di PTN, tidak perlu diturunkan, tapi yang PTS harusnya dinaikan supaya mahasiswanya semakin banyak. Yang kurang mampu pun masih bisa menjangkau,” imbuh Esti.
Politikus asal dapil Yogyakarta ini memastikan, pihakya selalu mendorong Kemenristekdikti untuk memperhatikan PTS. Karena untuk membiayai operasionalnya, PTS hanya mengandalkan iuran mahasiswa, yakni biaya kuliah. (sf)